Setiap tahun, Sakura Science Exchange Program menjadi platform yang dinanti-nanti bagi para pelajar dan peneliti muda dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kecintaan mereka terhadap ilmu pengetahuan. Tahun 2023 ini, program tersebut kembali hadir dengan serangkaian kegiatan yang menarik dan bermanfaat. Pada kegiatan Sakura Science Exchange bulan November, UB mengirimkan 6 delegasi untuk berpartisipasi, diantaranya dr. Holipah, Ph.D., Arsy Arundina, S.Farm., MMRS., Apt., Agwin Fahmi Fahanani, S.T., M.T. (Dosen); Faisal Mohammad Rifqi Aqil, S.Ked. (Dokter Muda); Nurlinah Amalia, S.Ked. (Dokter Muda & S2 Ilmu Biomedik); dan Laili Nurzaidah, S.Si. (S2 Ilmu Biomedik). Kehadiran mereka disambut secara langsung oleh Professor Yoshiki Kuroda. Beliau merupakan profesor di Department of Public Health, Faculty of Medicine, University of Miyazaki.
Dalam kegiatan Sakura Science Exchange, peserta dikenalkan lebih dalam mengenai sains dan aplikasinya di jepang. Peserta diberikan kesempatan untuk mengunjungi laboratorium-laboratorium unggulan di negara tuan rumah. Peserta dapat melihat secara langsung bagaimana penelitian dijalankan, berinteraksi dengan peneliti, dan memahami aplikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu bukan hanya peluang belajar, tetapi juga inspirasi bagi peserta untuk melibatkan diri dalam penelitian lebih lanjut di masa depan.
Tim FK UB melakukan kunjungan ke Eco Clean Plaza Miyazaki untuk mengetahui proses pengolahan limbah di Miyazaki. Selain itu, mereka juga mengunjungi Department of Environmental Science University of Miyazaki untuk menyaksikan sistem deteksi pencemaran lingkungan dan perkiraan cuaca di Miyazaki. Tidak hanya itu, University of Miyazaki juga mengundang tim FK UB untuk memahami budaya Jepang dan menjelajahi destinasi wisata tradisional di Miyazaki, seperti Aoshima yang terkenal dengan fenomena "Devil's washboard", taman musim gugur di Aoidake Natural Park, Takachiho Gorge yang merupakan air terjun terkenal di Takachiho, beberapa kuil Shinto seperti Udo Jingu dan Aratate Shrine, terowongan kereta api yang tidak beroperasi lagi karena gempa Jepang beberapa tahun silam dan kini diubah fungsi sebagai tempat wisata (Takachiho Amanoiwato), serta tempat dan tarian khas yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Jepang pada Dewi Amaterasu, yang dianggap sebagai Dewi Matahari, seperti Amanoiwato Shrine, Amano-yasukawara, dan tarian Kagura.
Melalui Sakura Science Exchange Program 2023, harapannya peserta dapat memperluas Jaringan serta membangun jejaring global dengan peserta dari berbagai negara untuk kolaborasi ilmiah dan pertukaran ide. Hal ini diharapkan dapat mendorong Kerjasama Internasional kedepannya. Tentunya, Sakura Science Exchange juga diharapkan dapat menanamkan Semangat Sains dan penelitian pada peserta, menjadikan mereka agen perubahan dalam kemajuan ilmu pengetahuan global.. Dengan demikian, Sakura Science Exchange Program 2023 bukan hanya sekadar sebuah kegiatan ilmiah, tetapi juga peluang untuk membangun jembatan antarbudaya, merayakan keragaman, dan mendorong generasi muda untuk tumbuh sebagai pemimpin masa depan dalam dunia sains.